Hubungan antara novel hujan dengan ilmu budaya dasar






Hujan by Tere liye

Nama   : Mega Ghassani Agustina
Kelas   : 1EA02
Npm    : 13219634


Penerbit           : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit    : Januari 2016

Sinopsis :
Tentang persahabatan, tentang cinta, tentang perpisahan, tentang melupakan, tentang hujan.
“LAIL. Menjadi yatim-piatu sejak bencana melanda bumi. Sebuah bencana yang memusnahkan banyak umat manusia. Kota indah mereka telah hancur oleh gempa bumi berkekuatan 10 skala Richter. Sedikit sekali dalam catatan sejarah, ada gempa sekuat itu, yang tenaganya mampu menghancurkan benua. Gedung-gedung bertumbangan, jalan layang rebah, penduduk kota berteriak-teriak, berlarian menyelamatkan diri. Suara sirene terdengar memekakkan telinga. Belum lagi ditambah tsunami yang menerjang.
Berita tentang ayahnya telah memukul sisa semangat hidupnya. Ibunya meninggal di lorong kereta bawah tanah.  Meski fisiknya remuk karena lelah, Lail menyukai kesibukannya. Itu membuatnya berhenti memikirkan banyak hal. Aktivitas Organisasi Relawan menjadi penyembuh dari kenangan kehilangan ayah dan ibunya. Lail membalas kejamnya takdir dengan membantu orang lain. Mengobati kesedihan dengan berbuat baik. Kesibukan juga mampu mengusir kerinduannya kepada Esok.
ESOK. Sebelum bencana gunung meletus, dia adalah murid terbaik di sekolah. Setelah gempa, baginya stadion itu menjadi tempat belajar dan bertualang baru. Selama di penampungan semacam panti, intensitas antara Lail dan Esok makin akrab. Hingga suatu hari Esok harus pergi, dia diadopsi oleh keluarga yang akan mengurus segala keperluannya termasuk urusan pendidikan dan masa depannya. Hingga mulai saat itu intesitas hubungan Esok dan Lail mulai renggang.
Di masa yang akan datang, Lail ingin menghapus hujan dalam memorinya. Kenapa? Karena baginya setiap hujan akan mengingatkannya pada Esok. Dan itu sangat menyakitkannya. Dia ingin menghapusnya agar bisa melepaskan semua kesedihan yang menjadi beban hidupnya.  Lail sang tokoh utama justru ingin melupakan memori hujan karena setiap hujan mengingatkannya kenangan-kenangan manis bersama Esok.”

Review Singkat :
Buku ini tidak hanya menceritakan hubungan antar sepasang manusia, tapi juga hubungan anak dan ibu, hubungan pertemanan. Pesan moral dari buku ini sangat terasa, salah satunya  adalah bahwa dalam hidup, untuk bahagia, manusia harus belajar melepaskan atau merelakan. Novel ini dari awal sampai akhir penuh kejutan, tak terasa air mata menetas saking harunya membaca cerita-nya. Dengan karakter tokoh yang kuat. Tokoh dalam cerita: Lail, Esok (Soka Bahtera), Maryam, Elijah, Ibu dan Ayah Lail, Ibu nya Elok, Ibu Suri, Pak Walikota, Ibu Walikota, Claudia.  Saya suka persahabatan Lail dan Maryam, terjalin kuat, mengharukan dan indah.

Hubungan yang ada di novel hujan dengan ilmu budaya dasar adalah :
Manusia dan Harapan :
Lail membalas kejamnya takdir dengan membantu orang lain. Mengobati kesedihan dengan berbuat baik. Lail berharap kesibukan juga mampu mengusir kerinduannya kepada Esok.
Manusia dan cinta kasih :
Persahabatan antara lail dan maryam yang terjalin dengan sangat indah, cinta dan kasih sayang antara keduanya sungguh mengharukan dan indah
Manusia dan Penderitaan :
Lail ingin menghapus hujan dalam memorinya agar bisa melepaskan semua kesedihan yang menjadi beban hidupnya

Jakarta, 4 Januari 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

proposal wisuda 2016/2017